Laman

Kamis, 19 Mei 2011

Yakuza


·                     8-9-3
Italia punya La Cosa Nostra; di Amerika ada Mafia; di Asia Tenggara ada Triad sedangkan di China, Taiwan, dan Hongkong ada Tong yang terkenal. Istilah-istilah tersebut adalah sebutan untuk organisasi kriminal. Selain sebutan-sebutan di atas ada sebuah kelompok yang lebih besar dari mafia dan ada sejak hampir 400 tahun yang lalu, kelompok itu adalah Yakuza.
Secara harfiah, istilah yakuza berarti angka 8-9-3 (ya = 8, ku = 9, 3 = 9). Istilah ini diambil dari permainan kartu Jepang hana-fuda yang secara teknis hampir mirip dengan permainan black jack. Dalam hana-fuda, pemain akan mendapat poin jika angka kartu di tangannya berjumlah 19 atau 21. Seperti yang dilihat, kombinasi kartu angka 8, 9, dan 3 bila dijumlah memiliki hasil 20 yaitu angka yang paling rendah dan tidak memiliki nilai dalam permainan hana-fuda ini.
Dari sinilah nama yakuza diambil yang memiliki makna konotatif sekumpulan orang yang tidak memiliki nilai di masyarakat. Bukan berarti mereka tidak berguna bagi masyarakat, tetapi ini berarti bahwa anggotanya adalah orang-orang yang bagaimanapun juga tidak cocok dengan masyarakat (society misfits).

·                     Kabuki-Mono
Untuk mengetahui cikal bakal yakuza, kita harus menengok kembali sejarah Jepang di tahun 1612. Pada zaman itu ada sekelompok penguasa local yang dikenal dengan sebutan kabuki-mono (orang gila) yang menarik perhatian semua orang dengan cepat. Mereka memiliki gaya berpakaian yang nyeleneh, potongan rambut yang berbeda dengan yang lainnya, bertingkah laku buruk, dan selalu membawa-bawa samurai.
Kabuki-mono melakukan aksi terror dimana-mana dan bisa bertindak jauh menikam seseorang hanya untuk kesenangan saja. Kabuki-mono berbicara dengan bahasa slang yang khas. Mereka saling melindungi satu sama lain, melawan segala ancaman apa pun, meski pun itu juga berarti melawan keluarganya sendiri.
Sebenarnya kabuki-mono adalah bekas samurai shogun yang juga memiliki hattamoto-yakko (pelayan shogun). Semenjak masa damai, di era Tokugawa lebih dari 500.000 samurai ‘menganggur’ dan menjadi samurai tak bertuan (ronin). Beberapa dari mereka mulai berkelana ke seluruh penjuru Jepang sebagai gerombolan bandit untuk merampok kampung dan kota-kota kecil.

·                     Yakuza = Robin Hood?
Yakuza mempercayai bahwa nenek moyang mereka adalah machi-yakko (pelayan kota) dan bukan kabuki-mono seperti anggapan banyak orang. Machi-yakko adalah orang-orang yang menyandang senjata dan melindungi kampung dan kota dari para kabuki-mono.
Machi-yakko yang beranggotakan penjaga toko, pemilik penginapan, pengembara, dan juga ronin merupakan pejudi terampil yang siap memenangkan pertaruhan demi teman dan pimpinan mereka. Bagi mereka berjudi dapat meningkatkan hubungan erat dengan pemimpin dan yang lainnya, mirip dengan yakuza pada saat ini.
Machi-yakko dengan segera menjadi pahlawan banyak orang, dielu-elukan penduduk atas bantuan mereka melawan kabuki-mono. Biasanya machi-yakko lebih lemah dan kurang persenjataan dan latihan bila dibandingkan dengan kabuki-mono. Bila dianalogikan, mirip dengan pahlawan rakyat Inggris, Robin Hood yang melawan pangeran John dan bawahannya, Sheriff of Nottingham. Karena itulah machi-yakko banyak ditulis dalam dongeng-dongeng dan permainan tradisional Jepang.

·                     Modern Yakuza
Yakuza saat ini, muncul setelah pertengahan abad ke-17. Anggotanya adalah bakuto (pejudi) dan tekiya (pedagang jalanan). Setelah Perang Dunia II (PD II) ditambahkan lagi grup ketiga, yaitu gurentai (penjahat). Hampir semua anggota yakuza memiliki latar belakang yang sama: miskin, criminal, dan enggan bersosialisasi dengan masyarakat. bagi mereka, yakuza akan menjadi keluarga, tempat mendapat pertolongan atas persoalan yang mereka hadapi, mendapatkan perhatian dan merasakan aman.
Kemudian, yakuza benar-benar teroganisir seperti sebuah keluarga, mereka mengadaptasi sebuah hubungan yang disebut oyabun-kabun (peran ayah-peran anak). Oyabun adalah ‘ayah’, yang berperan memberikan saran, perlindungan, dan bantuan; Kabun adalah ‘anak’, berjanji mengabdi dengan setia dan melayani oyabun ketika diperlukan.
Upacara inisiasi untuk para yakuza juga mulai berkembang pada saat ini. mereka saling bertukar mangkuk sake sebagai pertanda masuk ke dalam hubungan oyabun-kabun. Banyaknya sake yang dituangkan ke dalam masing-masing mangkuk berbeda sesuai statusnya, yaitu ayah-anak, kakak-adik, lebih tua-lebih muda, dan sebagainya. Upacara ini biasanya diadakan di depan kuil Shinto dan berkesan religius.

·                     Yakuza in Business and Politics
Mulai tahun 1920-an, yakuza juga mulai mencoba mencicipi dunia politik dengan mendekati beberapa politisi dan orang pemerintahan. Mereka bekerja sama dengan pemerintah untuk mendapatkan dukungan resmi atau setidaknya memperolah sedikit kebebasan untuk melakukan ‘tindakan kekerasan’. Mulai saat itulah yakuza terlibat di dalam seluruh aspek bisnis dan politik di Jepang. Seusai PD II tentara Amerika yang menduduki Jepang mengadakan investigasi terhadap semua kegiatan yakuza karena dianggap sebagai ancaman. Tahun 1948, investigasi dihentikan karena militer Amerika menganggap ancaman tersebut telah lenyap. Padahal saat itu, yakuza sedang getol-getolnya berbisnis dalam pasar gelap dan dibantu oleh orang-orang yang duduk di pemerintahan Jepang.
Tentara kependudukan pun akhirnya mengetahui bahwa yakuza adalah kelompok yang terorganisir rapi dan didukung oleh pejabat pemerintahan. Pada tahun 1950, mereka menyerah karena secara sadar tidak mampu melindungi masyarakat Jepang dari pengaruh yakuza yang semakin menguat.
Pengaruh yakuza lebih bisa diterima dalam masyarakat Jepang bila dibandingkan dengan apa yang terjadi pada organisasi kriminal di Amerika. Yakuza juga memiliki sebuah firma dan menjalin aliansi politik jangka panjang dengan sekelompok nasionalis sayap kanan. Pengaruh mereka meluas hingga ke negara-negara Asia lainnya, bahkan hingga ke Amerika.
Hingg saat ini, yakuza telah berhasil menginvestasikan $10 miliar lebih di Amerika Utara dan sebagian negara Eropa. FBI yang bertugas untuk melacak jalur uang dalam tubuh yakuza mengalami kesulitan, mengingat di Jepang money laundry bukan termasuk tindak kriminal.

·                     Yakuza’s Fleshy Lifestyle
Tidak seperti organisasi kriminal lainnya di dunia, yakuza tidak mau menunjukkan sikap low profile. Mereka sengaja menunjukkan diri pada masyarakat. hampir di setiap kota Jepang, klub-klub yakuza diberi tanda dan logo yang benar-benar mencolok mata.
Tahun 1980-an, dandanan para yakuza berubah mengikuti trend mode saat itu: rambut klimis, kemeja ketat mengkilat dipadu dengan sepatu kulit berujung runcing seperti yang dikenakan para mafia di Amerika. Mereka juga menyukai mobil mewah produksi Amerika seperti Cadillac dan Lincoln.
Yakuza juga identik dengan tato. Mereka hampir menggambar seluruh badan – dari pergelangan tangan, dada, punggung, hingga separuh betis – dengan desain-desain yang rumit. Jika mereka telanjang, tato-tato itu menutupi tubuh mereka dengan sempurna, seperti mengenakan sebuah pakaian. Dibutuhkan waktu ratusan jam untuk mendapat tato lengkap seperti itu, dan tentu saja prosesnya akan sangat menyakitkan. Bagi yakuza proses mantato dianggap sebagai sebuah tes mental dan mereka harus kuat bertahan.
Dibalik gayanya yang flashy, keberadaan yakuza tidak boleh dipandang sebelah mata. Dari tahun 1958, anggota yakuza mengalami peningkatan sebesar 150 %, menjadi sekitar 184.000 lebih anggota aktif yakuza yang dibagi lagi menjadi 5.200 famili yang beroperasi di seluruh Jepang. Pada saat itu jumlah mereka melebihi jumlah seluruh tentara Jepang. Sebaliknya, di Amerika yang jumlah penduduknya hampir dua kali lipat Jepang ‘hanya’ memiliki sekitar 20.000 orang naggota dari seluruh organisasi kriminal yang ada dan jumlah ini termasuk anggota mafia Italia dan Amerika.

·                     Yakuzas’ Future
Pada tanggal 1 Maret 1992, pemerintah Jepang menyetujui Undang-Undang Pencegahan Pelanggaran Hukum oleh Anggota Boryokudan (yakuza atau geng kriminal). Yakuza mengelak disebut sebagai boryokudan dengan cara bersembunyi dibalik bisnis yang mereka gunakan sebagai kedok. Mereka juga menerbitkan buku berjudul How to Evade the Law yang didistribusikan di antara anggota Yamaguchi-gumi (family yakuza yang paling besar dan berpengaruh).
Dengan adanya undang-undang anti yakuza ini, masa depan yakuza Nampak semakin suram. Kantor polisi di berbagai perfektur menerima ratusan laporan dari para gangster dan keluarganya. Mereka meminta saran bagaimana cara meninggalkan geng dan mendapat legitimasi. Menyikapi hal tersebut, lebih dari 60 perusahaan Jepang menawarkan untuk mempekerjakan para mantan anggota yakuza.
Kini ternyata masyarakat sudah tidak bersimpati lagi pada yakuza. Masa depan yakuza saat ini tidak menentu. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada mereka beberapa puluh tahun ke depan. Apapun kemungkinannya, yang jelas yakuza masih ada hingga saat ini.

·                     The Godfather
Yoshio Kodama yang meninggal pada tanggal 17 Janiari 1984 akibat stroke adalah godfather terbesar yang menyatukan berbagai fraksi yakuza. Kodama memiliki kemampuan menstabilkan hubungan antar kelompok politik sayap kanan dan geng kriminal. Beliau merupakan legislator politik handal yang melayani pemerintah dalam usaha korupsi, mata-mata, dan bisnis kotor lainnya (kuroi kiri).
Pada tahun 1960, Kodama yang pernah menjabat sebagai penasehat utama perdana menteri, meminta seluruh fraksi yakuza untuk bersatu dan membentuk aliansi raksasa. Aliansi pertama yang berhasil beliau buat adalah aliansi antara Yamaguchi-gumi dan organisasi kriminal Korea, Tosei-kai. Beliau juga menjadi mediator dalam pembentukan aliansi antara fraksi Tosei-kai dan Yamaguchi-gumi.
Selain Kodama, salah satu godfather legendaries yakuza adalah Kazuo Taoka, oyabun dari kelompok kriminal terbesar di Jepang, Yamaguchi-gumi. Taoka yang meninggal pada tahun 1981 berkuasa selama 35 tahun. Di bawah kepemimpinanya, anggota Yamaguchhi-gumi berkembang menjadi 13.000 orang. Kelompok ini tersebar di 36 dari 47 perfektur yang ada di Jepang. Mereka menguasasi lebih dari 2.500 bisnis, mendirikan usaha judi, pinjam-meminjam, dan menanamkan investasi yang besar dalam dunia olahraga dan entertainmen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar